Catatan Drs.H.Asril Das
Caleg Sumbar I Partai Golkar untuk DPR-RI No URUT 7

Asril Das Panutan Pajak, Mari Peduli Bayar Kewajiban!

08.25
Kamis, 12 Maret 2009 BANDUNG, METRO

Tokoh masyarakat dan pengusaha Minang yang berdomisili di Jawa Barat (Jabar) Drs H Asril Das, menjadi salah satu tokoh panutan pembayaran pajak dalam acara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) pajak tahunan yang mulai digelar pada 10 Maret lalu. Itu lantaran dia termasuk salah satu wajib pajak (WP) yang selalu lancar memenuhi kewajibannya.
Dalam acara yang digelar Kantor Wilayah Pajak I Jabar, Asril terseleksi bersama gubernur, ketua DPRD dan Muspida Jawa Barat (Kapolda, Pangdam III/Siliwangi, Kodiklat TNI AD, Kajati, Sekda, kepala dinas), wali kota Bandung dan Muspida Kota Bandung dan Cimahi serta tokoh masyarakat bersama pembayar pajak terbaik lainnya, sebagai orang pertama yang menerima SPT 2009. Tampilnya Caleg DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Sumbar I nomor urut 7 dari Partai Golkar ini, diharapkan dapat memberikan contoh tauladan serta panutan dalam kewajiban membayar pajak. “Sebetulnya masyarakat apalagi pengusaha, tidak keberatan dalam membayar pajak. Hanya saja, mereka paling tidak mau kalau sampai diperiksa oleh aparat pajak, yang kadang-kadang seperti alasan yang mengada-ada. Yang benar, bisa menjadi salah. Sementara iklim berusaha itu tidak selamanya datar. Kadang naik, kadang turun. Dalam keadaan turun, kadang aparat pajak tidak percaya. Akhirnya, daripada menghabiskan waktu, energi serta mengganggu kosentrasi, pemikiran dan memunculkan ketakutan, yang bisa membuat kami berurusan dengan pihak berwajib, akhirnya pengusaha mencari jalan pintas alias berdamai,” paparnya ketika dihubungi POSMETRO, kemarin. Salah satu contoh masyarakat pengusaha itu peduli, jelas bos penerbitan dan percetakan Lubuk Agung ini, pada umumnya mereka mau menyumbang untuk kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan masyarakat. Apalagi menyumbang untuk kelangsungan hidup negara dan bangsa ini. Tapi, tentu penggunaannya betul-betul jelas, jangan untuk dibagi-bagi oleh orang pribadi.

“Saya kira hal yang dilakukan Jabar ini perlu juga dilakukan di Sumbar untuk mengajak masyarakat peduli pajak, yang tujuan akhirnya adalah untuk pembangunan secara nasional pada umumnya, dan khususnya di Sumbar,” ucapnya.

Pengalaman Pajak

Dalam acara itu, Wagub Jabar Dede Yusuf juga mengemukakan pengalamannya, saat menjadi artis dulu. Bagaimana resahnya dia saat diperiksa oleh petugas karena terlambat membayar pajak. Itupun, karena kesalahpahaman antara produser dan dirinya. “Beberapa orang artis pernah menjadi korbannya, seperti Paramitha Rusadi yang dalam perjanjian kontrak menerima hasilnya secara netto (bersih), tapi kenyataannya setelah setahun, dia malah diburu aparat pajak yang berakhir dengan penyitaan harta bendanya, seperti mobil dan rumah,” cerita Dede.

Asril punya pengalaman yang sama. Bahkan semasa dirinya menjabat ketua IKAPI Jabar, ada anggotanya salah satu direktur penerbitan di Bandung, meninggal karena diperiksa aparat pajak. “Anggota saya itu merasa benar. Sehingga, bersikukuh dengan pendiriannya. Karena hampir setiap hari didatangi petugas, mengakibatkan makan dan tidurnya tidak nyaman, hingga akhirnya jatuh sakit dan meninggal. Sebelum meninggal, dia sempat memberi nasehat kepada teman-teman anggota IKAPI agar lebih baik mengalah dan negosiasi serta mempunyai konsultan pajak yang ahli dalam bidangnya,” tutur Asril. (max)
Read On 0 komentar





Visitor

HTML hit counter - Quick-counter.net