Catatan Drs.H.Asril Das
Caleg Sumbar I Partai Golkar untuk DPR-RI No URUT 7

Minat Baca Meningkat

Minat Baca Meningkat
Penerbit Buku di Jawa Barat Berjumlah 162

Bandung, Kompas - Kendati harga buku terus naik akibat naiknya harga bahan baku, minat baca masyarakat terus meningkat. Hal ini ditandai dengan ramainya pengunjung dalam setiap pameran buku.

Demikian dikatakan Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat Makfudin Wirya Atmaja dan Ketua IKAPI Jawa Barat Asril Das seusai acara pembukaan Pesta Buku Bandung 2006 di Landmark Convention Hall, Rabu (1/2).

”Saya yakin minat baca masyarakat makin meningkat. Sebab, pengunjung pameran makin tahun makin meningkat dan peserta pameran juga antusias. Kalau saya menyediakan area stan dua kali dari ini, tetap akan penuh,” ujar Asril.

Asril menjelaskan, pada pameran buku yang diadakan IKAPI bulan Agustus tahun lalu hanya berisi 70 stan dengan omzet tidak kurang dari lima miliar rupiah. Sementara pada pameran buku kali ini mencapai 110 stan.

Bagi Asril, meningkatnya jumlah stan merupakan indikasi meningkatnya minat baca masyarakat. ”Sebab, penyediaan buku sangat tergantung pada kebutuhan masyarakat,” tutur Asril.

Asril mengungkapkan, peningkatan minat baca masyarakat juga dapat dilihat dari bertambahnya jumlah penerbit buku. Pada tahun 2004, jumlah penerbit buku di Jawa Barat hanya 78. Akan tetapi, saat ini jumlah itu terus merangkak naik hingga mencapai 162 penerbit buku.

Makfudin menambahkan, empat tahun lalu, IKAPI hanya mampu mengadakan pemeran buku tujuh kali dalam setahun. Sementara sejak tiga tahun terakhir, IKAPI sukses mengadakan pameran 14 kali dalam setahun.

Makfudin menjelaskan, kalau minat baca masyarakat masih rendah, bukan semata-mata kesalahan masyarakat. Akan tetapi, lebih pada isi dan kemasan buku.

Buku yang tidak terbaca masyarakat bisa jadi karena isi buku tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan kenaikan harga buku, lanjut Makfudin, tidak banyak berpengaruh terhadap minat baca masyarakat. Buku akan tetap dibaca dan dibeli sepanjang buku itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Harga kertas naik

Asril menceritakan, pada saat harga bahan bakar minyak naik pada Oktober tahun lalu, harga buku juga ikut naik hingga 25 persen. Sebab, biaya produksi ikut naik. Beban yang paling berat adalah tingginya harga kertas akibat kenaikan harga BBM.

”Pada awal 2005, harga kertas hanya Rp 7.000 per kilogram. Sejak harga BBM naik, harga kertas naik menjadi Rp 9.000 per kg,” ungkap Asril.

Biaya kertas mencapai 50 persen dari total biaya produksi buku. Meski demikian, kata Asril, minat baca masyarakat terus meningkat.

Asril mengatakan, untuk meningkatkan minat baca, pemerintah tidak cukup hanya dengan mengimbau masyarakat agar gemar membaca.

Langkah nyata yang perlu diambil oleh pemerintah adalah dengan memperbanyak buku, baik di sekolah, perpustakaan, maupun di fasilitas umum.

Pemerintah juga perlu membuat peraturan yang mewajibkan siswa untuk mengunjungi perpustakaan.

”Misalnya, siswa diwajibkan masuk perpustakaan selama sebulan dalam setahun. Barang kali awalnya mereka merasa terpaksa. Tapi, lama-lama akan terbiasa. Lama-lama menjadi kebutuhan,” kata Asril. (d07)

0 komentar:

Posting Komentar






Visitor

HTML hit counter - Quick-counter.net