Catatan Drs.H.Asril Das
Caleg Sumbar I Partai Golkar untuk DPR-RI No URUT 7

Koto Baru Punya Pustaka Nagari

21.30





Kab. Solok | Kamis, 28/08/2008 12:03 WIB Romi Delfiano - Padang Ekspres
Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok menjadi nagari pertama dari 920 nagari/kelurahan se-Sumbar yang di-launching perpustakaan nagarinya.

Kehadiran perpustakaan yang terdapat di Kantor Wali Nagari Koto Baru tersebut, tak lepas dari komitmen Direktur Percetakan Lubuk Agung Group Drs H Asril Das.

Sesuai komitmennya, rang Solok ini merealisasikan janjinya untuk membangun perpustakaan di seluruh nagari/kelurahan se-Sumbar. Nantinya masing-masing nagari memperoleh bantuan buku sebanyak 500 judul secara cuma-cuma.

"Nagari Koto Baru menjadi pilihan, karena negari inilah yang paling merespons," kata Asril kepada Padang-Today. (*)
Read On 1 komentar

Warga Sumbar Tolak “Politik Uang”

02.57



Sabtu, 02 Agustus 2008
PADANG, METRO-- Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengingatkan, ‘politik uang’ tidak mempengaruhi perilaku politik Rang Minang, dalam menentukan wakil rakyat yang akan duduk di DPR RI pada Pemilu 2009. “Sebanyak 88,5 persen responden menyatakan pendapatnya, tidak bisa menerima calon (orang) yang membantunya memberikan uang atau hadiah tertentu, agar memilih seseorang yang menjadi calon anggota DPR RI dari Sumbar.

Sekitar 11,5 persen sisanya, bisa menerimanya sebagai hal yang wajar,” ungkap Korwil III LSI yang melingkupi Sumbar, Jambi, Riau dan Kepri Edi Indrizal di Padang, Jumat (1/8). Dalam keterangan pers hasil survey terhadap 820 responden yang populasinya merupakan seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Sumbar yang sudah berumur lebih dari 17 tahun atau sudah menikah itu, Edi Indrizal didampingi analis Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Miftah Sabri.

Metodologi yang dipakai, wawancara melalui tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Kemudian, hasil wawancara tersebut, sebanyak 20 persen responden terpilih (spot check) didatangi kembali secara random (acak), untuk menjamin akurasi jawaban yang telah diberikan pada rentang waktu 25 Mei hingga 4 Juni lalu.

“Spot check terhadap 820 responden itu dilakukan, untuk menjamin adanya quality control. Karenanya, dengan metoda multistage random sampling yang kita gunakan, tingkat kesalahan (margin of error) kita tetapkan sebesar +/- 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen atas pertanyaan jika Pemilu dilaksanakan saat itu,” tegas Miftah sambil menyebutkan, responden terpilih yang terdiri dari perempuan (50,12 persen) dan laki-laki (49,88 persen) yang tersebar di tingkat RT (rukun tetangga).

Menariknya, walaupun UU telah menjamin keterwakilan perempuan—sampai-sampai mengaturnya dengan rincian, diantara tiga calon anggota legislatif (Caleg) di suatu daerah pemilihan (Dapil) harus terdapat seorang perempuan—, pilihan masyarakat terhadap nama-nama yang akan dipilih (electability) di berbagai partai politik (Parpol) yang ada, tidak satupun terpilih dari kaum hawa.

Dikatakan Edi Indrizal, top of mind (yang ada dalam pikiran pemilih) atas pertanyaan siapa yang akan dipilih sebagai anggota DPR RI jika Pemilu dilaksanakan sekarang, pada urutan pertama disebutkan masyarakat adalah Jeffrie Geovanie dengan jumlah responden sebesar 7,9 persen. Selanjutnya, M Azwir Dainy Tara (4,8 persen), Irwan Prayitno (3,3 persen), Djufri (1,6 persen) dan Leonardy Harmainy (1 persen).

Nama-nama beken lainnya seperti M Ichlas El Qudsi, Afrizal, Is Anwar Rajo Perak, Basril Taher, Nudirman Munir, Epyardi Asda, DP Dt Labuan, Asman Abnur, Asli Chaidir, Asril Das dan empat nama yang kini dipercaya menjadi anggota DPD-RI, tingkat keterpilihannya berkisar antara 0,9 persen hingga 0,2 persen saja.

Apabila nama anggota Parpol yang kemungkinan akan bertarung memperebutkan 8 kursi di Dapil Sumbar I dan 6 kursi di Dapil Sumbar II disodorkan kepada responden, jelas Edi Indrizal, nama Jefri Geovanie tetap berada di urutan teratas (26,1 persen). Selanjutnya diikuti Irwan Prayitno, M Azwir Dainy Tara, Djufri, Leonardy Harmainy, Is Anwar Rajo Perak, yang electability mereka melebihi angka 3 persen.

“Ketika 32 nama-nama itu dikerucutkan menjadi 18 nama dan dikerucutkan lagi menjadi 12 nama, urutannya tidak berubah walaupun beberapa orang kandidat potensial tidak diikut sertakan. Hebatnya lagi, kemungkinan pemilih tidak merubah pilihannya sangat besar sekali (37,7 persen). Hanya 7,9 persen, yang menyatakan sangat besar kemungkinan merubah pilihan,” tambah Miftah.

Sedangkan alasan memilih calon wakil rakyat itu, pada diurutan teratas ditempati alasan dipandang mampu mengatasi masalah ekonomi (32,3 persen), perhatian pada masyarakat (14,7 persen), alasan jujur (11,6 persen). Hanya sebesar 9,7 persen memilih alasan putra daerah. Alasan lainnya, mampu memberantas korupsi (KKN) dan berjiwa sosial hanya 5,4 dan 5,3 persen.

“Caleg yang berpotensi menjadi vote gatter, lebih banyak didominsai kader Partai Golkar. Sedangkan PDI Perjuangan sebagai partai pengusung Gamawan Fauzi bersama PBB di Pilkada Gubernur 2005 lalu, ternyata tidak memiliki tokoh yang mampu meningkatkan dukungan partainya di Sumbar,” ujar Miftah yang juga ‘urang awak’ itu.

Walaupun telah ada ketentuan bisa meraup 30 persen suara sah untuk bisa duduk di DPR RI pada Pemilu yang digelar 9 April mendatang, tokoh-tokoh baru belum dilahirkan Parpol peserta Pemilu mendatang. “Bahkan, PKS mengalami krisis tokoh.

Karena, pilihan kepada Irwan Prayitno yang telah dua kali duduk di DPR RI dan pilihan kepada PKS relatif sama. Bahkan, electability Presiden PKS Tifatul Sembiring yang memiliki darah Minangnya, masih kalah jauh dibandingkan Irwan Prayitno,” jelas Miftah. (cim/max)
Read On 0 komentar





Visitor

HTML hit counter - Quick-counter.net